Malam itu kau ketuk pintu hatiku Dengan seraut hati dingin yang bergelanyut Kau minta hatiku untuk gunung es itu Untuk menghapus jejak sang penakluk
Entah bagaimana hari berlari Menyeberangi dua hati yang tidak saling mengerti Terseok mengikuti setiap kata hati Hanya bayang keraguan yang terus mengikuti
Entahlah…tapi hati sudah mulai terukir Mencoba menyairkan kebekuan hati dengan nurani Menyatukan perbedaan dalam bening jiwa Bukan hanya sekedar berjalan dengan apa adanya
Saat waktu telah berhenti Sebuah sayap terbang tinggi Menuju puncak gunung es itu Terlalu dini kah atau terlalu beku kah Hanya kau yang tahu…