Myspace

I'm assumayyah
From istana prosa
Previous Post
Archives
My Friends
Clock
Links
MySpace Layouts

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Template by
Free Blog Template by Request
Indonesian Muslim Blogger
MySpace Layouts

Iseng
MySpace Layouts

layout for myspace

layout for myspace

MySpace Layouts

MySpace Layouts

MySpace Layouts

myspace layout

Myspace

layout for myspace

myspace layout

MySpace Layouts

MySpace Layouts

MySpace Layouts

MySpace Layouts

Myspace layouts

MySpace Layouts

MySpace Layouts

Friday, November 24, 2006
Belajar dari keledai...
Di sebuah desa, seorang petani kehilangan keledainya.
Capek mencari, tak diatemukan juga keledai itu.
Tapi, ketika dia lelah mencari dan duduk di bagian belakang rumah, samar telinganya mendengar ringkik memelas dari keledainya.
Suara itu lirih, sedih. Tapi di mana?
Dan kenapa suara itu bergema? Beringsut, petani itu mencari sumber suara. Dan, jauh di belakang rumah, didalam sumur kering yang tak terpakai, dia temukan keledainya, bergerak gelisah, memekik.
Petani tua itu tak tahu harus berbuat apa. Menarik keledai ke atas, tentu dia tidak kuat.
Juga bagaimana menariknya? Lama berpikir,akhirnya dia pun pasrah. "Keledai itu telah tua, dan sumur itu terlalu berbahaya jika dibiarkan saja," batinnya.
Ia pun memutuskan untuk mengubur si keledai di sumur itu.
Dengan mengajak beberapa tetangga, dia mulai mengayuh sekop dan melemparkan timbunan tanah ke dalam sumur. Ditutupinya telinga, agar tak mendengar pekikan keledai yang seperti kehilangan harapan, dan dia meminta tetangga mempercepat menimbuntanah ke sumur. "Kian cepat, makin lekas tangisan keledai itu hilang,"pikirnya.Dan benarlah.
Tak lama, tak terdengar lagi suara keledai dari dalam sumur.Karena menyangka sudah tertimbun, dia dan tetangga melongok ke dalam sumur.Tapi, pemandangan di bawah begitu mengagetkan mereka. Takjub,Terpukau.
Ternyata, keledai itu masih segar-bugar, dan sibuk menggoyang-goyangkan badannya. Setiap satu sekop tanah jatuh menimpa tubuhnya, keledai itu akan menggoyangkan punggungnya, menggugurkan timbunan tanah itu. Dan setelah tanah turun, keledai akan memijaknya, menjadikan titik tumpu. Menyadari hal itu,kian bersemangat petani dan para tetangga menimbunkan tanah. Keledai terus saja mengibaskan tubuhnya, dan bergerak naik seiring tanah yang kian banyak memenuhi sumur. Dan tak sampai setengah hari, sumur itu pun mulai penuh tanah, dan keledai itu meringkik, meloncati bibir sumur, dan berlari Pergi.
Kehidupan, akan terus menuangkan tanah dan kotoran kepadamu. Hanya ada satucara untuk keluar dari kotoran --kesedihan, masalah, cobaan, dan lainnya--itu, yakni dengan menggerakkan tubuhmu, membuang segala kotoran itu daripikiran dan hatimu. Dengan cara itulah, kamu dapat menjadikan semua masalahsebagai pijakan, melompati sumur kesengsaraan. Keledai itu memberi contohterbaik. Dan tak ada salahnya, kita belajar dari keledai.
posted by assumayyah @ 2:55 PM   |
0 Comments:
Post a Comment
<< Home