Wednesday, March 04, 2009 |
Cinta Tanpa Syarat |
Dikisahkan, ada sebuah keluarga besar. Kakek dan nenek mereka merupakan pasangan suami istri yang tampak serasi dan selalu harmonis satu sama lain. Suatu hari, saat berkumpul bersama, si cucu bertanya kepada mereka berdua, "Kakek, Nenek, tolong beritahu kepada kami resep akur dan cara Kakek dan Nenek mempertahan cinta selama ini agar kami yang muda-muda bisa belajar."
Mendengar pertanyaan itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling melempar senyum. Dari tatapan keduanya, terpancar rasa kasih yang mendalam di antara mereka. "Aha, Nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian," kata kakek.
Sambil menerawang ke masa lalu, nenek pun memulai kisahnya. "Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya perlu kalian dengar dengan baik. Suatu hari, kami berdua terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul `bagaimana memperkuat tali pernikahan'. Di sana dituliskan, masing-masing dari kita diminta mencatat hal-hal yang kurang disukai dari pasangan kita. Kemudian, dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia. Nah, malam itu, kami sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai. Esoknya, selesai sarapan, nenek memulai lebih dulu membacakan daftar dosa kakekmu sepanjang kurang lebih tiga halaman. Kalau dipikir-pikir, ternyata banyak juga, dan herannya lagi, sebegitu banyak yang tidak disukai, tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu ini," kata nenek sambil tertawa. Mata tuanya tampak berkaca- kaca mengenang kembali saat itu.
Lalu nenek melanjutkan, "Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan. Dan, sekarang giliran kakekmu yang melanjutakan bercerita." Dengan suara perlahan, si kakek meneruskan. "Pagi itu, kakek membawa kertas juga, tetapi.... kosong. kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas itu. Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang kakek cintai apa adanya, kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun. Nenekmu cantik, baik hati, dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek."
Nenek segera menimpali, "Nenek sungguh sangat tersentuh oleh pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau sesuatu apa pun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar dan mengurangi perasaan cinta kami berdua."
Pembaca yang budiman, Sering kali di kehidupan ini, kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan yang menyakitkan. Padahal, pada saat yang sama kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk bisa menemukan banyak hal indah di sekeliling kita.
Saya yakin dan percaya, kita akan menjadi manusia yang berbahagia jika kita mampu berbuat, melihat, dan bersyukur atas hal-hal baik di kehidupan ini dan senantiasa mencoba untuk melupakan yang buruk yang pernah terjadi. Dengan demikian, hidup akan dipenuhi dengan keindahan, pengharapan, dan kedamaian.... |
posted by assumayyah @ 1:13 PM | Permalink
|
|
|
|
sepenggal cinta.... |
Entah kenapa, tidak seperti biasanya... Hari ini hujan turun begitu deras Sederas air mataku Petir menggelegar memekakan telinga Seperti Tangisanku
Angin bertiup kencang Membuat dedaunan lepas dari tangkainya seperti cintaku yang tlah lepas tanpa bisa ku cegah
Terasa sakit..... Bagai tertampar oleh kenyataan Kenangan indah itu tlah pergi Bersama perginya dia dalam kehidupanku
Sepenggal cintaku tlah hilang Entah kemana kan kucari lagi Berdoa dan berharap Seseorang kan memberikan sepenggal cinta itu atau malah melenyapkannya jauh..dan jauh.. |
posted by assumayyah @ 1:13 PM | Permalink
|
|
|
|
cerita suatu senja.. |
Pancaran senja menerobos dari balik bilik tua diujung suatu kota. Menaburkan kesenyapan yang menyusupi seluruh aura. Bahkan suara jangkrik yang melantunkan lagunya pun tak sampai membangunkan suasana keramaian disana. Sayup-sayup ku dengar dari jauh kau teriakkan namaku, memanggilku untuk bergegas menujumu.
Tapi ku terlalu malas untuk benar-benar memicingkan telingaku agar aku yakin kaulah yang menyebut namaku. Sudah lebih dari sewindu selalu ku dengar suara lirih itu memenuhi angkasa. Tapi tak pernah ku temui wujudmu meskipun dalam bayangan.
*Senja yang mana yang akan membawamu kembali?*
Ku bertanya kepada ratusan burung yang selalu melintasi samudra, tapi tak sekalipun mereka melihatmu mengayuhkan perahu merapat ke kotaku.
*Senja manapun takkan membawamu kembali lagi* |
posted by assumayyah @ 1:01 PM | Permalink
|
|
|
Tuesday, March 03, 2009 |
janji yang teringkar...maaf?????? |
perlahan ku basuh sedikit dari sisa wajah,, dan senyum itu serasa hangat,,menyapaku
pa kabarmu hari ini?? tangguh kah aq seperti pintamu dulu?? coba liat sekarang... adakah aq seperti gadis kecil yang dulu? tapi senyum itu tak terasa hilangggg dan hilanggg
aq tlah mengecewakannya...yah aq salah.. dan aq tau itu,,, maaf.... |
posted by assumayyah @ 3:37 PM | Permalink
|
|
|
Monday, March 02, 2009 |
indah,, dalam 2 sisi.. |
tertatih ku menggapai semua yang tertata satu satu menghiba ku meminta .....satu satu namun,,, disini..jauh disini,, tak ada keinginan yang tak tercapai semua butuh waktu untuk ku capai satu..satu..
....................................
Berlalu lalang pelangi-pelangi itu menebar janji Menabur ranjau-ranjau merah jambu yang memikat hati Luluhkan hati yang tak bergeming dalam ihwal cinta Menarik jiwa meski hanya melirik untuk sekejap
Pendar-pendar lentera mulai terang menyala Laksana untaian kata-kata yang manis terasa Hingga membuatku memantulkan pancaran cinta Yang tersambung diantara pahatan-pahatan kata indah
Kini...... Semuanya sudah dijalani dengan seksama Namun kata manis itu nyaris lapuk Rapuh..... Lalu koyak karena usang oleh sikap yang menjuntai Hingga menyadarkan diri telah diiming-iming janji Yang memulas hati menjadi benci duhhh,,gersangnya hati.. kerontangnya jiwa,,,,, luluh lantak dalam cinta tak berwujud dan palsu,,, |
posted by assumayyah @ 3:37 PM | Permalink
|
|
|
|