Aku ..... Hanya Mengerti Cinta, Itu saja. Aku hanya ingin mencintaimu seperti sebutir pasir di bongkahan karang, merindukan perbedaan, untukmu kuada.
Aku hanya ingin menyaksikan kau dan aku duduk bersandar pada rumah mimpi kita, persinggahan terakhir kita saat tua nanti. Aku ingin merengkuh bahagia di tanganku
menggenggam kehangatan cintamu di telapakku tuk kusematkan di dadaku setiap aku melampiaskan rindu padamu. ingin kutanamkan kasih purbaku ke dalam relung jiwamu supaya namaku tergurat di hatimu saat aku jauh dari pandanganmu.
Aku akan selalu ada untukmu. Sekian lama, aku selalu menunggu. menanti keajaiban itu hadir di mataku. Tlah kukorbankan sgala airmataku untuk mencintaimu hingga kering tak bersisa. Dan kau telah menjadi darah bagi hidupku nafas bagi jiwaku dan jantung buat hatiku.
Aku merasa... aku adalah tulang rusukmu yang telah hilang. Kau lelaki purba dari hastina bijaksana dan rupawan suaramu menggelegar membelah angkasa
Kau membuatku merasa aman dan damai. Aku merasa…Aku terikat denganmu. Kau adalah sandaran tatkala ku hilang asa Kau adalah batu karangku kala aku lemah kau adalah rumahku saat ku butuh perlindungan kau adalah surgaku saat aku menyerah dalam cobaan dan kau adalah mata airku saat aku haus kasih sayangmu… Kau adalah tamengku saat aku tidak menjadi apa-apa lagi...
Namun,Aku hanya perempuan berhati cinta. Ingin kuteriakkan pada angin Tuk membawa isyarat cintaku padamu ingin semua gelora ini kulepaskan ke alam raya Sambil melepaskan semua anak panah milik arjuna berhiaskan seluruh cintaku tuk melesat ke jantungmu.
Aku ingin sekali mencintaimu dengan sederhana sesederhana pengertianku tentang cinta: Hanya Kau dan Aku di taman Firdaus. Tapi,Aku seperti pena tak bermata mengharapkan guratanku di atas permadani kertasmu Seperti ilalang di atas bumi, mengharapkan sentuhan bulan di pucuk daunnya Seperti gurun yang merindukan hujan tapi yang selalu datang adalah panas. Seperti musafir di tengah padang lepas mengharapkan setetas air pelepas dahaga seperti kata yang bertebaran di udara tanpa pernah dirangkai pujangga tuk jadi kata-kata yang indah penyejuk jiwa aku hanya sebuah kata yang tak berarti yang mungkin juga berakhir dalam kata yang menjadi karat.
Sebuah kata yang tak mampu mengukir cinta Meski hanya untuk dirinya sendiri. Dan memenjarakan cinta tanpa melepaskannya. Andai aku bukan kata, aku ingin menjadi cinta saja.. yahhh hanya cinta..
Pipi pualam itu telah kembali Melebur kerinduan yang selalu mematri Menyuguhkan kengatan yang sempat sembunyi Aku ceburkan diri kedalam oase hati Segarnya menggelontor nokta-noktah diri
Pipi pualam itu telah kembali Menebar senyuman dibalik tirai Merajut kedipan mata laksana untaian kalibat tasbih Membelai dengan telapak tangan lalu mengusap pipi
Pipi pualam itu sudah ada disini Memberi teriakan-teriakan kecil yang melankoli Membatik lubrikasi diantara kasur dan sprei Salam dari diri yang sudah bertemu kembali